Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer

Eco-Adat: Konservasi Alam Berbasis Spiritualitas Dan Adat Sasak Lombok

Abstract

Berbagai gerakan dan konsep konservasi lingkungan telah muncul dalam berbagai konferensi tingkat nasional dan internasional. Ditingkat masyarakat lokal juga dikenal kearifan local (local wisdom) tentang pemeliharaan alam. Artikel ini bertujuan untuk menggali konsep pemeliharaan lingkungan dalam naskah kuno Sasak dan prakteknya dalam ritual adat masyarakat Sasak. Tiga Manuskrip yakni Jati Suara, Wariga Maling dan Usada Rara berisi rekam jejak cara masyarakat Sasak sejak masa lampau dalam bidang pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan dan pemeliharaan lingkungan. Masyarakat Sasak Lombok memiliki aturan-aturan adat yang dikenal sebagai Awig-Awig yang tidak lepas dari ajaran-ajaran Islam dalam Fikih. Keterkaitan ini misalnya bisa dilihat pada dasar beberapa tradisi di Lombok, seperti tradisi Midang (mengenal Perempuan), Merarik (Menikah), dan Ngoatin (Mengobati). Oleh orang-orang Sasak di Lombok, naskah Usada menjadi acuan bagi pelaksanaan tiga tradisi yaitu Tradisi Mengobati, Tradisi Menjaga Hutan, dan Tradisi Mengamalkan Fikih. Tradisi ini telah membentuk pola struktur dan suprastruktur sosial orang-orang Sasak dan sekaligus memberi dasar corak Islam yang dekat dengan alam dan lingkunganTeori dan Metode

Keywords

Konservasi, Spiritualitas, Adat, Sasak

PDF

References

  1. Abdul Quddus, Ecotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan, Jurnal Ulumuna, Volume 16 Desember 2012
  2. Amin Abdullah, Studi Agama: Nornativitas atau Historisitas? (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
  3. Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana & Kekuasaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 23-24.
  4. Bianca J Smith and Mark Woodward, “Magico-spiritual Power, Female Sexuality and Ritual Sex in Muslim Java: Unveiling the Kesekten of Magical Women”, The Australian Journal of Anthropology , (2015). 44
  5. Burhan Bungin, MetodologiPenelitianKualitatif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2007), 142.
  6. Daniel L Pals, Dekonstruksi Kebenaran: Kritik Tujuh Teori tentang Agama, terj. Ali Nurzaman (Yogyakarta, Qalam, 2001)
  7. Daniel L Pals, Dekonstruksi Kebenaran: Kritik Tujuh Teori tentang Agama, terj. Ali Nurzaman (Yogyakarta, Qalam, 2001)
  8. Dick van der Meij, The Shaving of the Prophet’s Hair (Nabi Aparas): the Philology of Lombok Texts, Studia Islamika, Vol. 17, No. 3, 2010, 441
  9. Edi Muhamad Jayadi dan Soemarno, Analisis Transformasi Awig-Awig Dalam Pengelolaan Hutan Adat (Studi Kasus Pada Komunitas Wetu Telu di Daerah Bayan, Lombok Utara), Indonesian Green Technology Journal.Vol. 2 No. 2, 2013, 39
  10. Erni Budiwanti, Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima (Yogyakarta: LKiS, 2000), 9.
  11. Fachrudin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, (Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2005
  12. John Ryan Bartholomey, Alif Lam Mim, Kearifan Masyarakat Sasak (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001).
  13. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi 1. (Jakarta: UI Press. 1980), 80
  14. Lalu Gde Suparman, Babad Lombok, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengebangan Bahasa depe artemen pendidikan dan kebudayaan, 1934) 195.
  15. Lalu Lukman, Sejarah, Masyarakat dan Budaya Lombok (Mataram: Depdikbud, 2004), 7.
  16. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 6.
  17. M. Sanusi M, Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik (Yogyakarta : Najah, 2012).
  18. Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung, Mizan, 1994), 45
  19. Mary Evelyn Tucker, Hinduism and Ecology (Cambrigde: Harvard University Press, 2000)
  20. Masykuri Bakri, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teoritis dan Praktis, (Malang: VisiPress, 2002),
  21. Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Lembaga-lembaga Lingkungan Hidup dan Kegiatannya di Indonesia, (Jakarta, 1984)
  22. Mudhofir, Konservasi Lingkungan Dalam Perspektif Ushûl Al-Fiqh, Jurnal Millah Edisi Khusus Desember 2010
  23. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 70.
  24. Purwadi, Da’wah Sunan Kalijaga: Penyebaran Agama Islam di Jawa Berbassis Kultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 4
  25. Robert N. Bellah, Beyond Belief: Essay on Religion in a Post-Tradisionalist World, (University of California Press; Berkeley and Los Angeles, Calipornia, 1970), 156.
  26. Sardjuningsih, Islam Mitos Indonesia (Kajian Antropologi-Sosiologi), Jurnal Kodifikasia, Volume, 9 No. 1 Tahun 2015, 61
  27. Sartini, Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat 2004.. 37(2): 111-120
  28. Sartini, Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat 2004.. 37(2): 111-120.
  29. Sastra Sasak Pesisiran. Mataram: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (Mataram), 199
  30. Selanjutnya lihat Seyyed Hossein Nasr, Man in The Universe; The Islamic View, (London: Longman)
  31. Seyyed Hossein Nasr, Knowledge and The Sacred, (Albany: State University of New York Press, 1989)
  32. Seyyed Hossein Nasr, Man and Nature, The Spiritual Crisis of Modern Man, (George Allen & Unwin, Ltd. London, 1976),
  33. Seyyed Hossein Nasr, Religion and the Order of Nature (New York: Oxford Univbersity Press, 1996),
  34. Sudirman, Gumi Sasak dalam Sejarah (Pringgabaya: KSU Prima Guna, 2007)
  35. Suhartini. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang diselenggarakan pada 16 Mei 2009
  36. Vasudha Narayan, Water, Wood and Wisdom; Hindu Ecological Perspectives dalam Harold Coward and Daniel McGuire, eds. Vision of The Earth, (New York: State University of New York Press, 2000)
  37. Zaki Yamani, Tradisi Islam Suku Sasak di Bayan Lombok Barat, Studi Historis tentang Islam Wetu Telu 1890-1965, Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Adab, 1993).